Pages

SHDRP

SHDRP

10/10/16

SHDRP & PARLEMEN HIJAU, ATAS NAMA BANGSA PAPUA BARAT MENGUCAPKAN TERIMA KASIH KEPADA 7 NEGARA DI PASIFIK YANG TELAH MENDUKUNG PAPUA BARAT PADA SIDANG PBB SESI-71 TAHUN 2016.




Papua Barat, 3 Oktober  2016

Ucapan terima kasih kepada Presiden Nauru, Presiden Kepulauan Marshall, dan Perdana Menteri Vanuatu, Kepulauan Solomon, Tuvalu, serta PM. Tonga dan Negara Palau.

Puji Syukur kepada Allah Bapa di Surga karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya akhirnya ke 7 Petinggi Negara di Pasifik “MENGANGKAT ISU PAPUA BARAT” saat Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dalam sesi  ke-71 berlangsung yang digelar pada hari yang ke 20-26 September 2016; hal ini merupakan Harapan Rakyat Papua sepanjang masa penjajahan NKRI terhadap Papua Barat.

Oleh karena itu Solidaritas Hukum, Hak Asasi Manusa, dan Demokrasi Rakyat Sipil Papua (SHDRP) serta Parlemen Hijau Rakyat Papua, beserta segenap Alam semesta yang ada di Papua, dan leluhur pendahulu orang asli papua, mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada para pemimpin Negara di pasifik; yang mana telah mengangkat isu Pelanggaran hak asasi manusia di papua yang dilakukan oleh repoblik Indonesia, dan menekan perserikatan bangsa bangsa untuk menyoroti Negara republik Indonesia agar segera membuka akses tim infestigasi pencari fakta ke Indonesia Papua, serta pula mengangkat isu papua untuk segerah menentukan nasib sendiri dan yang terakhir Negara palau telah meminta PBB mengeluarkan Resolusi untuk Papua Barat. [22]

Selain ucapan terima kasih kepada 7 Negara di Pasifik, pada kesempatan yang berbahagia ini Ketua Umum SHDRP dan juga Ketua Parlemen Hijau Papua Barat, Usman Usama Yogobi mengungkapkan kesesalannya terhadap Papua New Guinea dan Negara Fijih yang tidak dapat mendukung Papua Barat saat sidang PBB berlangsung, dan Usama kembali dipertegas bahwa kedua Negara tersebut bersama Indonesia jangan jadikan proyek manusia Papua, dan melakukan kerja sama antara Indonesia, PNG, serta Negara Fijih untuk memusnakan Orang Asli Papua Barat, tegas-nya seusai melakukan Rapat Pimpinan SHDRP pada tanggal 1/10/2016 di Sekretariat SHDRP Jalan Buper Waena Papua Barat, lanjut Ketua Umum SHDRP, harapannya; dengan adanya semakin banyak dukungan dari dunia Internasional, benua eropa, benua Amerika, benua afrika, benua asia untuk Papua Barat, sehingga diharapkan dukungan dari PNG dan Fijih harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan Negara Negara di Pasifik untuk mempersolid agenda keselamatan bangsa tertindas jauh lebih berharga dari pada menjadi bumeran colonial untuk selalu memusnakan orang Papua Barat.

Dengan melihat dukungan yang datang  dari Negara Negara Pasifik yang semakin solid, maka Rakyat Papua Barat meminta dan mendesak PBB bahwa: (1). Segerah membahas masalah HAM berat yang terjadi di Papua Barat melalui SU Komisi HAM di Swiss Jenewa dan mengeluarkan Resolusi Baru untuk Papua Barat. (2). Segerah melayangkan surat Panggilan terhadap Indonesia melalui Pengadilan HAM Internasional, (3). Segerah meninjau kembali Perjanjian New York Agreemant.

Rakyat Papua Barat Mengucapkan terimakasih banyak  yang sebesar besarnya kepada MENLU Solomon Tuan Tozaka atas penolakan tawaran, bujukan/rayuan gombal yang berasal dari Indonesia agar tidak mengangkat isu Papua Barat di SU PBB Th. 2016

Sekali lagi kami Solidaritas Hukum, Hak Asasi Manusa, dan Demokrasi Rakyat Sipil Papua (SHDRP) serta Parlemen Hijau Rakyat Papua atas nama Rakyat Papua, Leluhur Pendahulu kita, serta Alam Semesta milik Papua mengucapkan terima kasih, dan semoga Allah yang kuasa memberikan balasan pahala atas segala bentuk dukungannya. Demikianlah Ucapan Terima Kasih ini kami sampaikan. [16]


KETUM SHDRP

tdt

USAMA USMAN  YOGOBI

N.b: Penulis Oweack Abner Asso

0 komentar: